BAB I. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Banjir merupakan sebuah fenomena alam yang sering
terjadi hampir setiap tahun. Hal itu dikarenakan semakin tuanya umur bumi ini,
maka akan semakin banyak bencana yang akan di alami oleh makhluk yang
menghuninya khususnya manusia. Salah satunya adalah banjir yang sampai saat ini
banyak menimpa daerah-daerah di semua penjuru dunia khususnya Indonesia.
Peristiwa itu telah banyak menyebabkan kerugian
tidak hanya kerugian materil seperti hancurnya rumah dan harta benda lainnya
tetapi juga telah banyak memakan korban.Banjir juga telah memberikan efek untuk
jangka panjang terutama pada anak-anak akan menyebabkan trauma yang akan
menyebabkan anak tersebut sulit untuk mengembangkan dirinya
Banjir disebabkan oleh ulah tangan manusia yang
mementingkan dirinya sendirinya tanpa memikirkan kepentingan banyak orang yang
akan menerima akibat di atas hal yang tidak dilakukannya dan manusia itu
mempunyai sifat yang selalu merasa tidak puas
dengan apa yang telah di milikinya selama ini, padahal apa yang di
berikan alam sudah sangat melimpah tetapi manusia hanya tahu untuk
menggunakannya saja walaupun apa yang ada di bumi ini memang untuk dimanfaatkan
tapi yang dimaksud dengan dimanfaatkan disini adalah menggunakan seperlunya
saja setelah itu di kembalikan semula seperti semula kecuali untuk sumber daya
alam yang tidak dapat di perbaharui.
Apalagi pada zaman yang semakin modern ini, banyak
negara yang sudah semakin maju yang menjadikan sektor industri sebagai sumber
pendapatan negara. Kegiatan industri identik dengan pembangunan pabrik-pabrik
yang paling banyak menyumbang polusi di bumi ini yang berakibat pada menipisnya
atau bahkan membuat lapisan ozon yang selama ini melindungi bumi kita dari
sinar ultra violet berlubang yang akan mengakibatkan gunung-gunung es di daerah
kutub mencair dan membuat permukaan air laut mengalami kenaikan sehingga setiap
tahun banjir akan mengalami kenaikan juga. Dan di perkirakan dalam beberapa
tahun ke depan banyak pulau yang akan tenggelam khususnya pulau-pulau yang
rendah.
BAB II. PEMBAHASAN
BANJIR
1. Pengertian banjir
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air.
Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan
oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai
akibat curah hujan yang tinggi. Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut. Banjir adalah hal yang rutin. Setiap tahun pasti datang. Banjir,
sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam "biasa"
yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia,
termasuk Indonesia.Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar, karena meminta korban besar.
2. Ciri-ciri
Bencana banjir memiliki ciri-ciri
dan akibat sebagai berikut.
- Banjir biasanya terjadi saat hujan deras yang turun terus menerus sepanjang hari.
- Air menggenangi tempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu.
- Banjir dapat mengakibatkan hanyutnya rumah-rumah, tanaman, hewan, dan manusia.
- Banjir mengikis permukaan tanah sehingga terjadi endapan tanah di tempat-tempat yang rendah.
- Banjir dapat mendangkalkan sungai, kolam, atau danau.
- Sesudah banjir, lingkungan menjadi kotor oleh endapan tanah dan sampah.
- Banjir dapat menyebabkan korban jiwa, luka berat, luka ringan, atau hilangnya orang.
- Banjir dapat menyebabkan kerugian yg besar baik secara moril maupun materiil.
3. Jenis
Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi
tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.
·
Banjir Sungai
·
Banjir Danau
·
Banjir Laut pasang
4. Penyebab Terjadinya Banjir
Penyebab
banjir antara lain:
·
Curah hujan dalam jangka waktu panjang.
·
Erosi tanah menyisakan batuan, hingga tidak ada resapan air.
·
Buruknya penanganan sampah, hingga sumber saluran-saluran
air tersumbat.
·
Pembangunan tempat permukiman dimana tanah kosong diubah
menjadi
·
jalan / tempat parkir, hingga daya serap air hujan tidak
ada.
·
Bendungan dan saluran air rusak.
·
Keadaan tanah tertutup semen, paving atau aspal, hingga
tidak menyerap air.
·
Di daerah bebatuan daya serap
air sangat kurang, mengakibatkan banjir
kiriman atau banjir bandang.
5. Dampak dan kesan-kesan dari banjir
5. Timbulnya penyakit-penyakit
Kesan-kesan:
·
Kerusakan fizikal- Struktur-struktur seperti bangunan
rosak akibat air bah banjir. Tanah runtuh juga mungkin berlaku.
·
Bekalan air- Pencemaran bekalan air. Air bersih akan sukar dicari.
·
Tanaman dan bekalan makanan- Kekurangan bekalan makanan akibat
kemusnahan tanaman yang dimusnahkan air banjir.
6. Kejadian-kejadian banjir yang
terkenal
·
Banjir besar yang berlaku di Semenanjung Malaysia, Sabah dan Sumatera pada bulan Desember 2006 dan bulan
Januari 2007 dianggap paling parah dalam waktu 100 tahun, menyebabkan lebih
kurang 100,000 orang terpaksa tinggal di pusat pemindahan banjir di negeri Johor.
7. Banjir mengikut negara
8.
Cara-cara mengatasi
banjir
Berbagai cara dijalankan, antaranya:
·
Menyediakan Sistem Perparitan
Parit-parit yang telah cetek akibat daripada bahan-bahan kumuhan
hendaklah sentiasa dibersihkan. Dengan ini air limpahan dan hujan dapat
dialirkan dengan baik.
·
Proyek Pendalaman
Sungai
Kebanyakan kejadian banjir berlaku kerana kecetekan sungai. Jika
dahulu sungai mampu mengalirkan sejumlah air yang banyak dalam sesuatu masa,
kini pengaliran telah berkurangan. Ini disebabkan proses pemendapan dan
pembuangan bahan-bahan buangan.
Langkah untuk menangani masalah ini ialah dengan menjalankan proses pendalaman
sungai dengan mengorek semua lumpur dan kekotoran yang terdapat di sungai.
Apabila proses ini dilakukan, sungai bukan sahaja menjadi dalam tetapi mampu
mengalirkan jumlah air hujan dengan banyak.
·
Memelihara Hutan
Kegiatan pembalakan di mana penerokaan di kawasan pinggir sungai
digemari menyebabkan tanah terhakis dan runtuh ke sungai. Keadaan yang sama
juga berlaku apabila aktiviti pembalakan yang giat dilakukan di lereng-lereng
bukit.
Oleh itu pemeliharaan hutan merupakan cara yang baik untuk mengatasi
masalah banjir. Hutan boleh dijadikan kawasan tadahan yang mampu menyerap air
hujan daripada mengalir terus ke bumi.
Hutan boleh berfungsi sebagai bunga karang (sponge) dengan menyerap
air hujan dan mengalir dengan perlahan-lahan ke anak-anak sungai. Ia juga
bertindak sebagai penapis dalam menentukan kebersihan dan kejernihan air. Hutan
mampu menyerap air hujan pada kadar 20%. Kemudian air hujan ini dibebaskan
kembali ke atmosfera melalui sejatan pemeluwapan. Hanya dengan ini saja
pengurangan air hujan dapat dilakukan.
·
Mengawal Aktiviti
Manusia
Banjir kilat yang berlaku terutamanya di bandar disebabkan
pembuangan samapah dan sisa industri ke sungai dan parit. Bagi menangani
masalah ini, kesedaran kepada masyarakat perlu didedahkan supaya aktiviti negatif
ini tidak terus dilakukan seperti mengadakan kempen mencintai sungai dan
sebagainya.
Badan-badan tertentu juga harus bertanggungjawab menentukan sungai
sentiasa bersih dan tidak dijadikan tempat pembuangan sampah.
Kejadian banjir merupakan malapetaka yang tidak dapat dielakkan
terutamanya apabila membabitkan hujan lebat. Bagaimanapun usaha seharusnya
dibuat untuk mengurangkan akibat banjir. Manusia juga harus sentiasa berwaspada
dengan kejadian ini.
9.
Penanganan Bencana Banjir
Banjir yang melanda daerah Jawa akhir-akhir ini, misalnya,
bukan hanya disebabkan alih fungsi lahan secara besar-besaran, namun juga
disebabkan adanya perubahan iklim yang mengakibatkan curah hujan yang tinggi.
Bahaya Empirisme salah satu studi yang menarik untuk dicermati yang berkaitan dengan masalah kerentanan itu adalah studi yang dilakukan oleh Tim Ekologi UNS di DAS Bengawan Solo. Studi ini menemukan bahwa lahan bantaran sungai yang digarap petani menjadi lahan pertanian semusim telah berubah menjadi gembur dan berkurang ketebalannya (KOMPAS, 8 Januari 2008). Hal yang menarik dari studi ini rupa-rupanya bukan lagi soal temuan yang mengindikasikan adanya kerentanan, namun justru sebab-sebab terjadinya kerentanan yang kemudian dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan dan rekomendasi.
Salah satu contohnya adalah penggusuran aktivitas pertanian dari daerah bantaran sungai yang tidak memberikan alternatif lahan pertanian baru. Kebijakan yang tidak populis semacam ini bisa berdampak pada meningkatnya angka pengangguran nasional dan tentunya akan menambah beban baru bagi pemerintah pusat. Sementara itu, pemerintah pusat memiliki program-program nasional yang dilaksanakan di berbagai daerah yang bisa disinkronisasikan dengan program-program pemerintah daerah dalam menangani kompleksitas masalah banjir.
Sedangkan untuk menghijaukan bantaran sungai di sepanjang DAS, termasuk daerah tangkapan air di daerah hulu, pemerintah daerah hendaknya bisa bekerja sama dan memanfaatkan secara optimal program GERHAN yang sekarang ini sedang berlangsung, antara lain, dengan cara turut serta mereformulasikan program itu agar lebih efisien dan membangkitkan partisipasi alami kalangan petani, khususnya di daerah up land yang selama ini memiliki kontribusi besar terhadap upaya pelestarian daerah hulu.
Bahaya Empirisme salah satu studi yang menarik untuk dicermati yang berkaitan dengan masalah kerentanan itu adalah studi yang dilakukan oleh Tim Ekologi UNS di DAS Bengawan Solo. Studi ini menemukan bahwa lahan bantaran sungai yang digarap petani menjadi lahan pertanian semusim telah berubah menjadi gembur dan berkurang ketebalannya (KOMPAS, 8 Januari 2008). Hal yang menarik dari studi ini rupa-rupanya bukan lagi soal temuan yang mengindikasikan adanya kerentanan, namun justru sebab-sebab terjadinya kerentanan yang kemudian dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan dan rekomendasi.
Salah satu contohnya adalah penggusuran aktivitas pertanian dari daerah bantaran sungai yang tidak memberikan alternatif lahan pertanian baru. Kebijakan yang tidak populis semacam ini bisa berdampak pada meningkatnya angka pengangguran nasional dan tentunya akan menambah beban baru bagi pemerintah pusat. Sementara itu, pemerintah pusat memiliki program-program nasional yang dilaksanakan di berbagai daerah yang bisa disinkronisasikan dengan program-program pemerintah daerah dalam menangani kompleksitas masalah banjir.
Sedangkan untuk menghijaukan bantaran sungai di sepanjang DAS, termasuk daerah tangkapan air di daerah hulu, pemerintah daerah hendaknya bisa bekerja sama dan memanfaatkan secara optimal program GERHAN yang sekarang ini sedang berlangsung, antara lain, dengan cara turut serta mereformulasikan program itu agar lebih efisien dan membangkitkan partisipasi alami kalangan petani, khususnya di daerah up land yang selama ini memiliki kontribusi besar terhadap upaya pelestarian daerah hulu.
10. Tips Menghadapi Bahaya Banjir
Banjir tentu menjadi sesuatu yang pasti tidak kita hindari.
Saat ini intensitas hujan di Indonesia, sudah mulai meningkat, dan prediksi
BMG, intensitas hujan akan tinggi pada bulan Januari. Saya sendiri buru-buru
membereskan rumah untuk menghadapi
hujan yang semakin sering, tiap hari malahan. Maklum rumah tua, banyak atap yang
bolong-bolong alias bocor sehingga air hujan pun masuk ketika hujan turun
deras.
Bagi yang tempat tinggalnya selalu menjadi rutinitas
langganan banjir seperti saya, ada baiknya menyimak tips-tips
menghadapi banjir. karena menurut perkiraan BMG, banjir mungkin akan
menjumpai kita lagi pada bulan januari besok. Jadi Jakarta akan banjir lagi,
dan banjir lagi dan banjir lagi, Jakarta Kota Metropolitan, menjadi Jakarta Kota
Banjir.
huwhuw. Sekarang saja di kawasan penggemar banjir saja sudah mulai ada
tanda-tanda kebanjiran. loh..
Tips ini sebenarnya universal, baik untuk kita semua, karena
tips ini untuk mencegah banjir, menghadapi banjir, menanggulangi banjir. Jadi
bila kita ngga mau kebanjiran, sudah saatnya mulai sekarang kita melaksanakan
tips-tips berikut. Langsung saja tidak perlu banyak omongan, karena saya masih
banyak kerjaan, berikut tips menghadapi banjir dikala musim hujan tiba. dari
berbagai sumber:
Sebelum banjir
- Kerja bakti membersihkan saluran air
- Melaksanakan kegiatan 3M (Menguras, Menutup dan Menimbun) benda-benda yang dapat menjadi sarang nyamuk
- Membuang sampah pada tempatnya
- Menyediakan bak penyimpanan air bersih
Saat banjir
- Evakuasi keluarga ketempat yang lebih tinggi
- Matikan peralatan listrik/sumber listrik
- Amankan barang-barang berharga dan dokumen penting ke tempat yang aman
- Ikut mendirikan tenda pengungsian, pembuatan dapur umum
- Terlibat dalam pendistribusian bantuan
- Mengusulkan untuk mendirikan pos kesehatan
- Menggunakan air bersih dengan efisien
Sesudah banjir
- Membersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah
- Melakukan pembrantasan sarang nyamuk ( PSN )
- Terlibat dalam kaporitisasi sumur gali
- Terlibat dalam perbaikan jamban dan saluran pembuangan air limbah (SPAL)
Menghadapi banjir:
- Pada saat banjir kita harus segera mungkin mengamankan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi.
- Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena banjir.
- Mencoba mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan masih memungkinkan untuk di seberangi.
- Hindari berjalan didekat sluran air untuk menghindari terseret arus banjir.
- Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana seperti Kantor kepala desa, Lurah maupun Camat.
Mencegah banjir:
- Mengeruk sungai/kali dan saluran air yang ada di sekitar kita, sebaiknya jangan nungguin pemerintah yang melakukan, percuma kalau ditungguin kelamaan.
- Membuat sumur resapan air di sekitar rumah kita
- Membuat lubang-lubang biopori
- Memperlebar dan merehabilitasi kali/sungai, untuk menambah kapasitas sungai dalam menampung debit air
- Jangan membuang sampah di sungai atau saluran air
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan
Dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara utamakan untuk memikirkan apa yang akan
terjadi pada bumi ini ke depannya, janganlah hanya tahu untuk mengambil haknya
yaitu memanfaatkan apa yang ada di alam tanpa memberikan kewajibannya sebagai penjaga
dan pemakmur alam. Karena dampaknya bukan hanya akan dirasakan oleh orang
tersebut tetapi banyak orang yang tidak berdosa yang menerima akibat di atas
perbuatan tidak dilakukannya.
Jadi
mulai dari sekarang cintai dan jagalah alam, walaupun sudah agak terlambat
minimal kita meminimalisir pengeksploitasian alam secara besar-besaran guna
kelangsungan hidup kita bersama.
Comments
Post a Comment